Jumat, 13 Januari 2012

Mengapa Cincin Kawin Dipasang Di Jari Manis

Jari manis manusia identik dengan cincin perkawinan. Banyak yang bertanya, kenapa cincin perkawinan harus disematkan di jari manis, tidak di jari lain?
Ada mitos yang menyebutkan bahwa ibu jari mewakili orangtua, jari telunjuk mewakili saudara-saudara (adik-kakak), jari kelingking tentang anak-anak, dan jari manis mewakili pasangan hidup.

Setiap orang pasti memimpikan bila menjadikan pernikahan sebagai suatu peristiwa sakral yang pertama dan terakhir, serta mendapatkan pasangan hidup yang setia dan selalu ada di samping, baik dalam masa suka maupun duka. Karena itulah, meski sulit dibuktikan secara logis, jari manis kita sebagai “pelabuhan” cincin pernikahan terasa sulit dipisahkan bila telah disatukan.
Untuk membuktikannya, tidak ada salahnya Anda mencoba gerakan di bawah ini:

1. Pertama, tunjukkan telapak tangan Anda, jari tengah ditekuk ke dalam (lihat gambar).
2. Kemudian, 4 jari yang lain pertemukan ujungnya.

3. Lalu cobalah buka ibu jari Anda. Ibu jari yang mewakili orang tua bisa dibuka karena kita akan membentuk suatu keluarga baru. Hal ini berarti kita akan membentuk kehidupan baru yang terpisah dari orangtua.

4. Tutup kembali ibu jari anda, kemudian buka jari telunjuk anda. Jari telunjuk mewakili kakak dan adik Anda. Jari itu bisa terbuka karena mereka mereka akan memiliki keluarga dan kehidupan sendiri yang terpisah dengan Anda.

5. Sekarang tutup kembali jari telunjuk anda, buka jari kelingking. Jari yang mewakili anak-anak Anda ini juga dibuka. Cepat atau lambat anak-anak juga akan membentuk keluarga dan kehidupan baru yang terpisah dengan Anda.

6. Selanjutnya, tutup jari kelingking Anda. Coba buka jari manis Anda tempat di mana kita menaruh cincin perkawinan. Anda akan akan heran karena jari tersebut tidak akan bisa dibuka. Jari manis ini mewakili suami dan istri. Artinya, selama hidup Anda dan pasangan akan terus bersama satu sama lain dalam menjalani kehidupan.

Itulah alasan cincin kawin disematkan di jari manis. Sehingga Anda dan pasangan akan terus bersama dan tak bisa terpisahkan dalam menjalani kehidupan.
Sumber : asamdurian.blogspot.com

Rabu, 11 Januari 2012

Tips Membersihkan Perhiasan

Bayangkan: Anda telah mempersiapkan diri untuk kencan yang sudah lama dinanti-nanti. Anda mencari anting yang tepat untuk melengkapi penampilan. Setelah berhasil "menggali"-nya dari dalam kotak perhiasan anda.. Oh, sayang sekali! Ternyata emasnya sudah terlihat lebih cokelat, dan berliannya tak memancarkan sinarnya sama sekali.

Apa yang anda bisa petik dari cerita di atas? Jika ingin menikmati perhiasan untuk jangka waktu lama, penting sekali membersihkannya secara rutin. Selain perhiasan yang tersimpan di dalam kotak, perhiasan yang dikenakan sehari-hari pun perlu dibersihkan secara rutin karena ia terkena minyak dan keringat. 


Berikut beberapa tips membersihkan yang berguna bagi anda:
  1. Selalu gunakan air hangat, bukan air panas, untuk membersihkan perhiasan, karena air panas dapat menghilangkan warnanya.
  2. Sesekali dapat juga membersihkan perhiasan emas dengan menaruhnya dalam air mendidih (maksimal selama 30 detik) yang telah diberi sejumput soda kue.
  3. Hindari membersihkan perhiasan yang batu mulianya telah longgar atau rusak, logamnya retak atau kehilangan warna, engselnya longgar dsb. Untuk perhiasan seperti itu, segera perbaiki demi mencegah kerusakan lebih lanjut.
  4. Setelah membersihkan, keringkan perhiasan sepenuhnya dan poles perlahan-lahan dengan kain chamois yang lembut. Hindari memakai tissue atau lap kertas karena serat didalamnya dapat menimbbulkan goresan. Gunakan gerakan memanjang ketika mencuci atu mengeringkan perhiasan, karena gerakan berputar seringkali menimbulkan goresan.
  5. Jangan pernah memakai pemutih untuk membersihkan perhiasan anda karena bahan tersebut dapat membuat logam sangat rapuh
  6. Berlian memiliki kelemahan terhadap minyak, dan seharusnya  sabun dibersihkan tiap bulan untuk menjaga kecemerlangannya.
  7. Anda harus sangat berhati-hati ketika membersihkan perhiasan yang dihiasi batu mulia-bahan kimia terlembut sekalipun bisa merusak batu mulia tertentu. Meski air sabun adalah pilihan terbaik untuk sebagian besar batu mulia dan perhiasan, jangan memakainya untuk amber, koral, zamrud, giok, lapis lazuli, opal atau turquoise. Batu-batu mulia ini dapat menyerap bahan kimia dalam sabun, membuat warnanya hilang. Batu mulia semestinya dibersihkan dengan bimbingan ahli professional.
  8. Ketika membersihkan mutiara, jangan pernah menggunakan deterjen, pembersih, sikat gigi, atau kain yang kasar. Selalu letakkan untaian mutiara pada permukaan datar ketika dikeringkan agar talinya tidak molor ketika kalung dipakai.